Kronologis Sejarah Obligasi BNI 1962-1963
:
1. Pada Tahun 1950 sertifikat saham perusahaan Belanda
diterbitkan untuk membantu perekonomian pasca Proklamasi pada tahun 1958 saat
penerbitan NV Karung Rosella Bung Karno telah berhasil selama bernegosiasi
dengan Belanda selama RIS maka NV Karung Rosela diberikan atas nama Bank
Industri Negara dan Indonesia memiliki jaminan asset yaitu hasil dari
dibatalkannya KMB dan dinasionalisasikannya perusahaan-perusahaan Belanda yang
dinilai seluruh assetnya sejumlah emas sebesar 85% dari seluruh emas dunia.
2. Pada tahun 1959 kembalinya
RI dari RIS maka Indonesia mempunyai jaminan pencetakan mata uang 85% berupa
emas dan dibandingkan dengan US 125% Indonesia akan lepas landas dimata ekonomi
dunia. Atas dasar Collateral tersebut pada tahun yang sama telah dicetak mata
uang rupiah gambar banteng pecahan Rp.5000 yang harus diedarkan oleh Bank Dunia
tetapi barang itu hilang entah kemana dan tiba-tiba "Negara2 barat"
menawarkan hutang ditengah krisis ekonomi oleh karena hilangnya uang rupiah
gambar banteng tersebut. Lalu Bung Karno tidak tinggal diam dan mengatakan
dengan lantang "GO TO HELL WITH YOUR AID" karena Bung Karno tahu
bahwa mereka meminjamkan uang dari yang sesungguhnya milik Rakyat Indonesia.
3. Pada tahun 1960 krisis melanda Indonesia
pasca penolakan bantuan dana dari barat dan untuk memperkuat ekonomi perbankan
negara Bung Karno perintahkan kepada rakyat Indonesia untuk "Kencangkan
Ikat Pinggang!" Gotong-Royong dalam memperkuat ekonomi Negara, dari mulai
petani,nelayan,pedagang kecil,pengusaha kecil, sampai ke kaum menengah sampai
kepada kerajaan seluruhnya mengumpulkan dana untuk menggerakkan ekonomi negara
dan kerajaan-kerajaan pada saat itu selaku koordinator dari dana revolusi
pembangunan yang berasal dari keringat rakyat Indonesia secara keseluruhan.
4. Kemudian pada tahun 1962
Bung Karno telah berhasil membentuk Bank Sentral yaitu Bank Negara Indonesia dan rencana BNI akan akan menjadi “Bank Penggerak” untuk
digunakan untuk kredit produktif lewat perkoperasian sampai ke tingkat
pedesaan. Dan untuk penguatan modal itu maka BNI menempatkan dana revolusi
pembangunan dan mengeluarkan Pinjaman Obligasi 1962-1963 dalam pecahan Rp.500,
Rp.1000, Rp.5000. Obligasi yang diterbitkan diberikan kepada orang-orang
kepercayaan yang terpilih sebagai pemegang fisik yang sebagian besar dari
keluarga kerajaan agar tidak disalahgunakan dan amanah agar bisa digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
5. Dari tahun 1962 Sebagian
Kupon Obligasi telah dibayarkan tetapi belum sampai dilunaskan dan sebagai
tanda telah terbayar dibubuhi cap materai, nomor dan diberi lubang berbentuk
Bintang jika dibayar cicilan dan jika dilunaskan maka diberi cap besar bertuliskan tidak valid atau Telah Dibayar. Dan
sebagian Obligasi yang utuh sebagai penganti obligasi yang hilang atau rusak.
Lalu pada tahun 1965 sebelum jatuh temponya bangsa kita sudah dimainkan oleh
CIA dan KGB hingga terjadilah G30SPKI. Dan Bung Karno belum mengeluarkan Kepres
tentang pembatalan atau pelunasan aset ini. Dan sampai detik ini aset ini masih
dikategorikan istilah perbankan dalam "Singking Fund".
6. Bung Karno ingin
menggunakan obligasi ini untuk meningkatkan produktifitas koperasi di setiap
desa di Indonesia dengan membentuk BNI unit I yaitu Bank Tani dan Nelayan di setiap
desa hingga rakyat Indonesia bisa Revolusi untuk berdikari dalam perekonomian
keluarganya tetapi sayangnya semua ini adalah isapan jempol belaka bagi dunia
perbankan kita. Mereka lebih senang main "dollar" dibandingkan dengan
"kristalisasi keringat" bangsa ini.
7. Inilah yang disebut
sebagai Dana Revolusi, bukan untuk menjatuhkan kekuasaan tetapi mengembalikan
kekuasaan dan kedaulatan di tangan rakyat bukan pula melangkahi kerajaan tetapi
bersama-sama kerajaan berjuang membangun perekonomian bangsa ini melalui konsep
dari Bung Hatta yang merupakan konsep Ekonomi Pancasila yaitu Koperasi.
SEJARAH SINGKAT BNI
Sejarah berdirinya Bank BNI ini
berawal dari, setelah Negara Kesatuan R.I. Diproklamirkan tanggal 17 Agustus
1945, perlu disusul dengan pembentukan aparatur yang mengaturnya. Salah satu
yang perlu dibentuk yaitu sebuah Bank milik sendiri, pendirian ini sesuai
dengan pasal 23 UUD 1945 dan aturan peralihan pasal 4 UUD RI. Persiapan
pembentukan bank milik sendiri dimulai sejak bulan September 1945 yang
diprakasai oleh RM. Margono Djojohadikusumo yang pada waktu itu menjabat
sebagai ketua Dewan Pertimbangan Agung. Atas dukungan dari wakil presiden Dr.
Moh. Hatta, RM Margono Djojohadikusumo diberikan surat kuasa untuk mendirikan
suatu bank umum yang berfungsi sebagai bank sirkulasi, surat kuasa tersebut
ditanda tangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal16 September 1945. Atas dasar surat kuasa tersebut RM. Margono
Djojohadikusumo pada tanggal 05 juli 1946 mendirikan Bank Negara Indonesia
(BNI) berdasarkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (UU) No.2 tahun
1946 dan dirinya sendiri menjabat sebagai Presiden Direktur BNI.
Kantor cabang yang
pertama kali didirikan, yaitu di kota Garut, Jawa Barat. Daerah operasinya
yaitu daerah Priangan sampai Banten. Peranan BNI cabang Garut sangat membantu
perjuangan bangsa Indonesia, karena BNI sebagai pengumpul dana untuk melawan
Belanda. Sebagai realisasi keputusan Konfrensi Meja Bundar (KMB) dimana posisi
Pemerintah Republik Indonesia menjadi semakin lemah, pemerintah Belanda
menunjuk De Javashe Bank sebagai bank sentral. Sehingga fungsi BNI dalam
pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) dianggap idak ada. Dengan UU
No.24 tahun 1951, De Javashe Bank dinasionalisasi dan UU No.11 tahun 1953
dirubah menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Sampai dengan tahun
1954 kedudukan BNI masih belum jelas karena adanya perbedaan pendapat antara
pemerintah RIS dan pemerintah RI, karena secara yuridis BNI merupakan bank
milik pemerintah RI. Penegasan status BNI sebagai bank umum secara yuridis
ditetapkan pada tanggal 04 Februari 1955, yaitu berdasarkan UU darurat No.2
tahun 1955 kemudian pada tahun 1961 UU darurat tersebut dijadikan UU. Dengan
adanya UU ini tugas dan lapangan usaha BNI berubah menjadi bank umum dengan
tugas-tugas antara lain: membantu memajukan rakyat dan pembangunan perekonomian
nasional dalam lapangan “perdagangan pada umumnya dan perdagangan impor dan
ekspor pada khususnya.”
Organisasi BNI
semakin membengkak karena disamping bertambahnya kantor cabang pada tahun 1960
dari 29 cabang bertambah menjadi 274 cabang pada tahun 1965, begitu pula
bertambahnya pegawai pada tahun 1960 dari 1.805 pegawai menjadi 5.879 pegawai
pada tahun 1965. Pada tahun 1960 dibuka kantor cabang Tokyo dan pada tahun 1963
dibuka kantor cabang Hong Kong. Pada dekade ini BNI sudah memelopori penggunaan
computer dalam industri perbankan. Pada tahun 1962 dan tahun 1963 BNI telah
tercatat memelopori perdagangan uang dan modal dengan mengeluarkan obligasi BNI
1961 dan 1963.
Pada tahun 1965 berdasarkan
penetapan presiden No.8, No.13 dan No.17/1965/ Juncto surat Keputusan Menteri
Urusan Bank Sentral No.Kep/665/UBS/65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan
pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi bank tunggal dengan nama Bank
Negara Indonesia (BNI). Sesuai dengan UU No.17/1968, BNI statusnya kembali
menjadi bank umum dan berubah dengan nama Bank Negara Indonesia 1946, dengan
tugas utama pembiayaan dalam sektor industri.
7 komentar:
Ass
Slm Rhayu jka rekan ada asset kerajaan sperti LM,document intruksi banking,idr dan valas partai brut kami bs akses secara aman kami ad lembaga di UBS Hongkong
maaf tpi kami tdk proses benda pusaka
081355601063
Pak saya mempunyai obligasi tahun 1962 bisa dicairin gak pak
Kontak nya pak hartono brp?pak hartono asli surabaya?
Kontak nya pak hartono brp?pak hartono asli surabaya?
Saya ada obligasi : 2lmbr tgl 1/10/1962 dan 1lmbr tgl 1/12/1962. Mw saya jual saja, ada yg minat ga?
Abdul Malik
Saya masih memegang Obligasi :
94 Lembar Obl Rp.470.000,- 6% Pinjaman RI, Berhadiah 1959
24 Lembar Res.Obl Rp.120.000,- 12% Bank Negara Indonesia 1962
60 Lembar -,,- Rp. 60.000,- -s.d.a-
120 Lembar -,,- Rp. 60.000,- -s.d.a-
Bagaimana cara menguangkan Obligasi diatas.
Wassalam :
Acil 0813 1658 2911
Posting Komentar